epicgamecheats.com – Buat kamu yang udah lama jadi penggemar seri Doom, pasti udah nggak sabar ngerasain brutalnya Doom Slayer di latar yang lebih kuno dan gelap. Setelah Doom Eternal sukses bikin jantung kita deg-degan tiap detik, sekarang hadir Doom: The Dark Ages, dan sesuai judulnya, kali ini Slayer dikirim ke era abad pertengahan yang kelam dan penuh darah. Gimana rasanya nge-gib iblis dengan palu raksasa sambil naik naga mekanik? Di sini tempatnya!
Dalam artikel ini di epicgamecheats.com, gue bakal bahas semua hal penting tentang Doom: The Dark Ages mulai dari gameplay, atmosfer, senjata, sampai hal-hal baru yang bikin game ini layak buat jadi salah satu game FPS terbaik di tahun ini. Bukan cuma sekadar lanjutan dari franchise, game ini beneran jadi bentuk evolusi yang unik tapi tetap sadis ala Doom. Yuk kita ulas!
1. Nuansa Baru tapi Tetap Brutal
Salah satu hal paling mencolok dari Doom: The Dark Ages adalah suasananya. Lupakan teknologi canggih UAC atau setting Mars. Kali ini kamu diajak ke dunia yang penuh kastil, lorong batu, dan langit gelap ala dunia fantasi gelap. Tapi jangan salah, meskipun settingnya berubah, feel Doom-nya tetap nendang. Musik metal masih meraung di telinga, darah masih muncrat ke mana-mana, dan Slayer tetap jadi mesin pembantai sejati.
Bethesda dan id Software bener-bener berhasil menggabungkan vibe abad pertengahan dengan formula FPS cepat yang khas. Bahkan beberapa musuh lama tampil dengan desain baru yang lebih “medieval”, lengkap dengan armor logam dan tameng penuh paku.
2. Senjata yang Bikin Nagih
Kalau di game sebelumnya kita udah puas dengan Super Shotgun dan BFG, di The Dark Ages kita disuguhi persenjataan yang lebih barbar tapi tetap satisfying. Ada palu raksasa yang bisa ngecrush iblis dalam satu hantaman, crossbow otomatis yang bisa meledakkan kepala musuh dari jauh, dan bahkan perisai berputar yang bisa dilempar kayak bumerang berdarah.
Senjata-senjata ini nggak cuma keren, tapi juga punya mekanik unik masing-masing. Kombinasi antara senjata jarak dekat dan jarak jauh bikin gaya main kamu jadi lebih fleksibel dan brutal. Tiap senjata juga bisa di-upgrade, jadi makin lama makin sadis.
3. Cerita yang Lebih Terstruktur
Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang lebih fokus ke gameplay, Doom: The Dark Ages punya porsi cerita yang lebih banyak. Nggak lebay sih, tapi kali ini kita bisa lebih ngerti siapa sih Slayer ini, kenapa dia bisa sekeras itu, dan apa hubungannya dengan dunia di game ini.
Cerita dikemas lewat cutscene singkat dan dokumen-dokumen yang bisa kamu temukan sepanjang permainan. Dan jangan khawatir, ini tetap Doom kok. Cerita nggak akan bikin kamu bosen karena pacing-nya tetap cepat dan nggak ganggu flow gameplay.
4. Musuh yang Lebih Cerdas (dan Gila)
Musuh-musuh di The Dark Ages bukan cuma tampil beda, tapi juga makin pinter dan agresif. Mereka bisa flank kamu, memaksa kamu pindah posisi terus-menerus, bahkan ada yang bisa summon bala bantuan. Ini bikin tiap pertempuran jadi nggak monoton dan penuh tantangan.
Beberapa bos juga gila banget desainnya. Salah satunya, naga iblis berapi yang bisa terbang dan nge-spawn minion dari udara. Butuh strategi, refleks cepat, dan tentu aja amunisi yang cukup buat ngalahin mereka.
5. Level Design yang Kompleks dan Seru
Level di The Dark Ages nggak sekadar koridor sempit. Ada banyak area terbuka, arena besar, dan jalur rahasia yang bisa kamu jelajahi. Bahkan, ada beberapa bagian puzzle ringan buat variasi gameplay. Tapi jangan takut, nggak ada yang ribet kayak game puzzle murni—semuanya masih dalam batasan Doom-style yang fokus ke aksi.
Traversal juga jadi lebih menarik berkat fitur parkour ringan dan hook shot yang bikin kamu bisa lompat dari satu platform ke platform lain dengan cepat.
6. Grafik dan Atmosfer yang Nendang
Secara visual, game ini keren banget. Lighting yang dramatis, desain lingkungan yang kelam tapi artistik, dan animasi pembantaian yang makin detail. Doom: The Dark Ages kelihatan matang di setiap elemen visualnya. Engine yang digunakan juga smooth banget, bahkan di PC menengah pun performanya stabil.
Apalagi dengan dukungan ray tracing, efek api, pantulan darah, dan cahaya dari lava bikin atmosfer game makin immersive.
7. Soundtrack yang Menggila
Gak afdol bahas Doom tanpa ngomongin soundtrack-nya. Meskipun Mick Gordon udah gak terlibat lagi, tapi komposer baru berhasil menjaga nyawa Doom tetap hidup. Musik metal-nya tetap gahar, penuh distorsi dan tempo cepat yang bikin adrenaline naik.
Setiap arena pertarungan punya musiknya sendiri yang bikin kamu makin semangat bantai iblis. Bahkan di beberapa momen tenang pun, soundtrack-nya tetep bikin tegang.
8. Fitur Tambahan yang Layak Diapresiasi
Selain mode campaign utama, The Dark Ages juga punya beberapa fitur tambahan kayak mode Arena Challenge, time attack, dan bahkan photo mode buat kamu yang suka ngambil screenshot keren pas lagi mid-fight. Ada juga sistem skin dan kosmetik yang bisa kamu unlock lewat pencapaian in-game, bukan mikrotransaksi. Puas banget.
Multiplayer belum dirilis penuh di versi awal, tapi udah ada teaser soal mode PvE co-op dan semacam raid melawan bos-bos raksasa. Potensial banget buat memperpanjang umur game ini.
Kesimpulan
Doom: The Dark Ages adalah evolusi brutal dari franchise klasik yang nggak takut keluar jalur tanpa kehilangan identitasnya. Setting abad pertengahan yang gelap, senjata baru yang sadis, dan musuh yang makin menggila bikin pengalaman main jadi fresh tapi tetap seru. Buat penggemar Doom lama maupun pemain baru, ini game yang wajib banget dicoba.
Kalau kamu suka game FPS dengan aksi nonstop, atmosfir kelam, dan combat yang satisfying, Doom: The Dark Ages bakal jadi salah satu game terbaik yang kamu mainin tahun ini.